Soeharto Masih Andalkan Alat Bantu


Keluarga Minta Rakyat Mendoakan
JAKARTA - Kondisi kesehatan mantan Presiden Soeharto hingga hari ketiga dirawat di RS Pusat Pertamina (RSPP) Jakarta kemarin belum sepenuhnya melewati masa kritis. Meski demikian, tim dokter yang menangani menyatakan bahwa kondisi penguasa Orde Baru itu kemarin lebih baik daripada hari sebelumnya.

"Cairan yang berada di tubuh beliau sudah kami keluarkan sebanyak satu liter. Terutama, jantung dan paru-paru mulai membaik. Bengkak di tubuh beliau juga sudah berkurang," kata Pjs Direktur RSPP Dr Djoko Sanjoto di hadapan para wartawan kemarin sore. Membaiknya paru-paru tersebut diimbangi dengan tekanan darah Soeharto yang kini mencapai 100/50 mmHg sehingga hampir mendekati normal.

Kondisi Soeharto, ketika kali pertama dibawa ke RSPP, memang sempat mengalami situasi terparah dalam riwayat sakitnya. Selain tekanan darahnya sempat drop hingga 80/50 mmHg, fungsi jantung menurun. Di seluruh tubuhnya juga terjadi penumpukan cairan, terutama di paru-paru. Kondisi itu diperparah oleh menurunnya fungsi ginjal sehingga dilakukan cuci darah.



Menurut Djoko, saat ini tim dokter perawat Soeharto, termasuk juga tim dokter kepresidenan, tengah menunggu perkembangan lebih lanjut hingga proses cuci darah selesai. Jika kondisi telah memungkinkan, tim dokter akan kembali mencoba memasang alat pacu jantung untuk yang kedua pada Soeharto. "Saat ini kami juga berharap, kemampuan beliau berada pada kondisi yang memungkinkan untuk dipasang alat pacu jantung," ujarnya.

Di tempat yang sama, salah seorang dokter kepresidenan dr M. Munawar SpJP menyatakan, saat ini Soeharto juga dibantu dengan CVVHD - semacam alat yang bisa mengganti fungsi ginjal untuk sementara. Jika seluruh cairan sudah tersedot, tim dokter, lanjut dia, akan fokus pada pemasangan alat pacu jantung baru ke tubuh Soeharto. "Posisinya akan berbeda. Namun, yang pasti, kami akan mencoba menyinkronkan jantung bilik kiri dan bilik kanan beliau terlebih dahulu," ujar dokter spesialis jantung dan pembuluh darah yang pernah memasang alat pacu jantung Soeharto pada 2001 itu.

Munawar belum bisa memastikan kapan alat pacu jantung kedua itu bisa dipasang. Sebab, gangguan yang menyebabkan alat pacu jantung kali pertama melemah. Dia hanya bisa menyebutkan, cairan dalam jumlah berlebih pada tubuh Soeharto yang menjadi penyebab melemahnya alat pacu jantung pertama.

Karena itu, fokus yang akan dilakukan tim dokter hingga kemarin adalah terus melakukan observasi, seberapa jauh perkembangan Soeharto dengan dibantu alat-alat medis yang terpasang di badannya. Jika lebih dalam lagi, tim dokter akan memantau seberapa jauh perkembangan jantung Soeharto hingga pada kondisi siap nanti. "Sumber penyakit beliau kan dari Jantung. Karena itu, fokus observasinya di situ," ujarnya.

Kondisi Soeharto yang berangsur membaik juga disampaikan putranya, Bambang Trihatmodjo. Menurut Bambang, kondisi bapaknya saat ini sudah dinyatakan sehat. Namun, berbagai alat bantu kesehatan masih terpasang, terutama untuk membantu jantungnya bekerja normal kembali. "Sudah bisa komunikasi, tapi sedikit-sedikit. Hari ini Bapak juga menjalani cuci darah," ujarnya saat ditemui di pintu belakang RSPP kemarin.

Sebelumnya, Bambang yang mewakili keluarga meminta kebesaran hati dari seluruh masyarakat Indonesia untuk bersedia membantu mendoakan Soeharto agar segera pulih dari sakit yang menimpanya kali ini.

"Saya memohon kepada rakyat Indonesia yang masih mencintai Bapak, kami mohon doanya supaya beliau lekas sembuh," ujar Bambang. Kedatangan Bambang tersebut tak disangka-sangka para wartawan. Sebab, putra kedua Soeharto itu datang dengan membawa mobil sendiri. Tidak tampak pula Mayangsari, istri kedua Bambang, di sampingnya.

Dari pantauan Jawa Pos hingga tadi malam pukul 20.30, kondisi kesehatan Soeharto terus membaik. Bahkan, dia sudah boleh makan bubur. Soeharto juga sudah bisa mengeluarkan air kencing, meski baru 30 cc. "Secara umum kondisinya tidak jauh beda dengan pagi tadi (kemarin). Tensinya saat ini sudah 120 per 60," kata ketua tim dokter yang merawat Soeharto, Djoko Rahardjo, saat dihubungi Jawa Pos tadi malam.

Di bagian lain, seperti pada hari sebelumnya, Soeharto kemarin juga dibesuk pejabat dan mantan pejabat, termasuk beberapa tokoh nasional. Pembesuk pertama adalah Ketua Mahkamah Konstitusi Jimly Asshidiqie, yang tiba sekitar pukul 10.00. "Kata dokter, beliau jauh lebih sehat dari kemarin. Kalau untuk urusan hukum, tanya saja sama pengamat," ujarnya saat dicegat usai menjenguk Soeharto.

Selain Jimly, mantan Presiden Abdurrahman Wahid (Gus Dur) juga menjenguk. Dia datang bersama istrinya, Sinta Nuriyah. Setelah membesuk, Gus Dur mengingatkan masyarakat Indonesia atas tiga kelebihan Soeharto yang patut diingat.

"Dibanding pemimpin lain, beliau itu selalu cermat dan memperhitungkan segala rencana dengan matang. Selain itu, yang tak bisa dimungkiri adalah beliau selalu perhatian pada rakyat kecil," kata Gus Dur yang kemarin mengenakan busana batik.

Pejabat-pejabat lain yang membesuk di antaranya Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan Meutia Hatta, mantan Gubernur BI Arifin Siregar, mantan Ketua BKKBN Haryono Suyono, mantan Menteri Agama Tarmizi Taher, dan juga mantan KSAD Subagyo H.S.

"Bapak bisa mengenali saya dengan baik. Saat itu bapak tanya soal jam berapa sekarang, karena beliau ingin salat sambil tidur," ujar Meutia Hatta yang tiba sekitar pukul 13.00 WIB.

Sementara itu, Sudwikatmono, salah seorang kerabat Soeharto, juga menjenguk. Saat ditemui menjelang pulang sekitar pukul 15.30, Sudwikatmono menyatakan kondisi Soeharto tampaknya cukup memungkinkan untuk pulang cepat. "Paling 2-3 hari ke depan sudah pulang," ujarnya sambil berlalu menuju mobilnya.

Hingga tadi malam, yang membesuk Soeharto terus berdatangan. Salah satunya Tommy Soeharto. Dia terlihat kembali membesuk ayahnya pukul 21.00 tadi malam. Bos Grup Humpuss itu datang dengan mengendarai Toyota Alphard. Sedikit pun dia tak mau berkomentar. Tampak pula istri cucu Soeharto, Ari Sigit, Rica Calebout, yang datang bersama sang ibu.

Sejumlah mantan pejabat dan politisi juga berdatangan. Mereka, antara lain, Ketua DPD Partai Golkar Theo L. Sambuaga, mantan Menteri Kehakiman Oetojo Oesman, dan mantan Menteri Urusan Peranan Wanita (UPW) Tuti Alawiyah.

Sekitar pukul 22.50 tadi malam, Halimah, istri pertama Bambang Tri yang sudah ditalak (kini proses cerai), juga hadir. Dia datang sendirian dengan mobil BMW B 82G.


di kutip dari www.jawapos.com

0 -Yukz Coment-: